GAMBARAN PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun (Brunner & Suddarth, 2001).
Penyakit ginjal kronis, merupakan permasalahan bidang nefrologi dengan angka kejadiannya masih cukup tinggi, etiologi luas dan komplek, sering tanpa keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun ke stadium terminal (gagal ginjal terminal). Pasien penyakit ginjal kronis di evaluasi selain untuk menetapkan diagnosa jenis penyakit ginjal, juga untuk mengetahui adanya penyakit penyerta, derajat penyakit dengan menilai fungsi ginjal, komplikasi yang terkait dengan derajat fungsi ginjal.
Dalam kasus saat ini gagal ginjal kronis tidak hanya dialami oleh orang tua saja tetapi juga bisa dialami oleh remaja maupun anak-anak, hal ini disebabkan oleh zat pemanis, pewarna dalam minuman yang berenergi (minuman energi drink). Kebiasaan minuman itu yang berkepanjangan maka menyebabkan kerja ginjal menjadi berat dan akhirnya merusak ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal kronik.
Penerimaan diri (acceptance) merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri, ia dapat menerima keadaan dirinya secara tenang, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mereka bebas dari rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri karena keterbatasan diri serta kebebasan dari kecemasan akan adanya penilaian dari orang lain terhadap keadaan dirinya (Maslow dalam Hjelle dan Ziegler, 1992).

Banyaknya kejadian gagal ginjal kronik di masyarakat perlu mendapatkan perhatian serius mengingat banyak permasalahan yang terjadi pada klien dengan gagal ginjal kronik. Pasien pada gagal ginjal kronik merasakan respon kehilangan yang cukup berat, dengan tahap penerimaan yang berbeda-beda tergantung mekanisme koping sebagai pertahanan melawan respon kehilangan.
Survei Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan, 12,5 persen dari populasi mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta penduduk. Di seluruh dunia tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang.
Jumlah penderita gagal ginjal kronik terus meningkat dan diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10% setiap tahun. Saat ini belum ada penelitian epidemiologi tentang prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia. Dari data di beberapa pusat nefrologi di Indonesia diperkirakan insidens dan prevalensi penyakit ginjal kronik masing-masing berkisar 100 - 150/ 1 juta penduduk dan 200 - 250/ 1 juta penduduk. (Rahardjo, 1996). Penelitian WHO (1999) memperkirakan di Indonesia akan mengalami peningkatan penderita gagal ginjal antara tahun 1995 – 2025 sebesar 414%.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD Ratu Zalecha martapura pada tahun 2011 terdapat 47 pasien. Di dapatkan pada saat pasien melakukan hemodialisa dari 2 kali kunjungan didapatkan 13 pasien yang acceptance dan 2 yang tidak acceptance
Pada saat pasien divonis telah mengalami gagal ginjal kronik mengalami fase kehilangan yang nyata ( loss actual ) yaitu Kehilangan  kesehatan, dan perubahan kebiasaan hidup. Terlepas dari penyebab kehilangan yang dialami setiap individu akan berespon terhadap situasi kehilangan, respon terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh kehilangan sebelumnya.
Pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang harus dihadapkan dengan berbagai masalah seperti masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang hilang, depresi dan ketakutan terhadap kematian. Gaya hidup yang terencana berhubungan dengan terapi hemodialisa (misalnya pelaksanaan terapi hemodialisa 2-3 kali seminggu selama 3-4 jam) dan pembatasan asupan cairan sering menghilangkan semangat hidup pasien. Hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis (Brunner & Suddarth, 2001).
Banyak penyebab pasien gagal ginjal kronik tidak acceptance( menerima ) salah satunya yaitu mekanisme koping yang tidak efektif yang berhubungan dengan fase-fase kehilangan yang dialami setiap individu hal ini dapat berdampak secara psikologis maupun fisiologis yang mengakibatkan berkembangnya suatu penyakit atau menimbulkan komplikasi penyakit.
Mekanisme koping yang efektif dapat memberikan dampak yang baik terhadap penerimaan pasien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pasien dapat menerima yaitu Adanya pemahaman tentang diri sendiri( perspektif diri yang baik ), dukungan keluarga, lingkungan dan masyarakat. Mencari informasi dan belajar keterampilan baru juga dapat membantu mengurangi stres.

Dari fenomena diatas peneliti  tertarik melakukan penelitian yang berjudul GAMBARAN PENERIMAAN DIRI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2011.
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
Banyaknya kejadian gagal ginjal kronik di masyarakat perlu mendapatkan perhatian serius mengingat banyak permasalahan yang terjadi pada klien dengan gagal ginjal kronik. Pasien pada gagal ginjal kronik merasakan respon kehilangan yang cukup berat, dengan tahap penerimaan yang berbeda-beda tergantung mekanisme koping sebagai pertahanan melawan respon kehilangan.

2. Pertanyaan Masalah
Berdasarkan pernyataan masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan pertanyaan masalah yaitu :
Bagaimanakah gambaran penerimaan diri pada pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang hemodialisa RSUD Ratu Zalecha Martapura 2011?


C. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan jiwa, untuk menegetahui gambaran penerimaan diri pada pasien Gagal ginjal Kronik yang di Ruang Hemodialisa RSUD Ratu Zalecha Martapura 2011.

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran Penerimaan diri Pasien Gagal ginjal kronik di ruang Hemodialisa RSUD Ratu Zalecha Martapura 2011

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Gambaran keyakinan individu akan kemampuanya untuk menghadapi persoalan.
b. Mengidentifikasi Gambaran individu dalam mennganggap dirinya berharga sebagai manusia.
c. Mengidentifikasi Gambaran individu terhadap anggapan diri.
d. Mengidentifikasi Gambaran malu dan perhatian terhadap dirinya sendiri.
e. Mengidentifikasi Gambaran keberanian individu dalam memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.
f. Mengidentifikasi Gambaran individu dalam menerima pujian atau celaan secara objektif.
g. Mengidentifikasi Gambaran individu atas keterbatasan yang dimilikinya.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana belajar dan sebagai pengalaman yang sangat berharga di dalam menerapkan teori yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan.

2. Bagi Pasien hemodialisa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pasien hemodialisa mengenai pengetahuan tentang penerimaan terhadap gagal ginjal kronis.
3. Bagi Profesi Perawat
 Memberikan masukan pada ilmu keperawatan tentang tahap-tahap penerimaan terhadap gagal ginjal kronis sehingga dapat dilaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai sehingga tidak terjadi komplikasi psikologis terhadap pasien gagal ginjal kronis.

4. Bagi Institusi Pendidikan
 Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pustaka dan sebagai bahan untuk penelitian bagi mahasiswa lain yang ingin meneliti hal yang sama.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proposal karya tulis ilmiah ini terdiri dari :
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari: a). Latar Belakang; b). Perumusan masalah; c). Ruang lingkup; d). Tujuan Penelitian; e). Manfaat Penelitian; dan f). Sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep yang mendukung penelitian yaitu sebagai berikut: a). Penerimaan diri; b). Konsep penyakit gagal ginjal kronik; c). Kerangka konsep penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari sub bab sebagai berikut: a). Desain penelitian; b). Kerangka kerja; c). Tempat dan waktu penelitian; d). Populasi dan sampel penelitian; f). Variabel penelitian; g). Definisi operasional; h). Metode pengumpulan data; i). Pengolahan dan analisa data.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini akan di bahas tentang: a). Penyajian Hasil Penelitian berupa gambar dan tabel; b). Pembahasan berupa analisa masalah dan pemecahan masalah.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini terdiri dari a). Kesimpulan dan b). Saran
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran-Lampiran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKPER INTAN MARTAPURA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN FRAKTUR RADIUS

ASUHAN KEPERAWATAN LOW BACK PAIN