Konsep Dasar DM, Gangren dan Protap Perawatan Luka

18 april 2011
KONSEP DASAR
DIABETES MELLITUS




A. PENGERTIAN
Adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam mikroskop elektron.

B. ETIOLOGI.
Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) atau DM Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh destruksi sel Beta pulau Langerhans akibat respon autoimun secara genetik atau karena infeksi ( biasanya oleh virus ).
Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( NIDDM ) disebabkan oleh kegagalan relatif sel Beta, interaksi antara hereditas dan faktor-faktor lingkungan, seperti obesitas, diet dan gaya hidup.

C. PATOFISIOLOGI.

Destruksi sel Beta pulau Langerhans

Resistensi insulin

Defisiensi relatif insulin

Kegagalan pengambilan glukosa oleh jaringan perifer
( akibat peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis )

Peningkatan kecepatan lipolisis dan ketogenesis.

Ekskresi ke ginjal dan timbul manifestasi klinis
( polidipsi, polipaghi, poliuri sebagai kompensasi )


D. MANIFESTASI KLINIK.
Polipaghi, polidipsi, poliuri, lemah dan penurunan berat badan. Gangguan lain dapat berupa kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi pada pria, pruritus vulva pada wanita.

E. KOMPLIKASI.
1. Akut.
a. Koma hipoglikemi.
b. Ketoasidosis.
c. Koma hiperosmolar non ketotik.
2. Kronik.
a. Makrongiopati dan mikrongiopati.
b. Neuropati diabetik.
c. Rentan infeksi : TBC, ginggivitis, ISK.
d. Kaki diabetik.
Ganggren basah, merupakan akibat penutupan arteri yang mendadak terutama pada anggota bawah dimana aliran darah sebelumnya mencukupi, misalnya terjadi emboli yang akut. Daerah yang terkena berbercak-bercak dan bengkak. Kulit kerapkali menjadi melepuh dan menjadi port d’ entre, infeksi kerapkali terjadi supra infeksi, bisa terjadi melalui daerah yang baru saja mengalami epidermophyyosis. Sifat khas pada ganggren basah sebagian disebabkan oleh infeksi sehingga terdapat beberapa tingkatan infeksi kemerahan, pembengkakan dan edema yang progresif di atas daerah yang terkena pada jaringan yang nekrotik oleh karena pembentukkan gas oleh mikroorganisme meskipun bukan merupakan faktor utama. Ganggren circulatoir pada penderita diabetes, baik berbentuk basah maupun kering dapat mengalami infeksi oleh karena jaringan tersebut rentan. Pada umumnya, proses septik menjadi dominan, sehingga ganggren dan nekrose menjadi lebih luas daripada kegagalan aliran darah itu sendiri. Diabetik ganggren menjadi istilah untuk menandai bahwa infeksi memegang peranan penting dan menonjol.

F. PENATALAKSANAAN.
1. Perencanaan makan ( Meal Planning ).
Karbohidrat : 60 – 70 %
Lemak : 20 – 25 %
Protein : 10 – 15 %
2. Latihan jasmani 3 – 4 kali tiap minggu selama setengah jam.
3. Obat hipoglikemik
contoh : Sulfaniturea, Biguanid, Inhibitor Alpha Glukosidase, Insulin Sensitizing Agent.




KONSEP DASAR
GANGGREN


A. DEFINISI.
Suatu daerah nekrose ( kematian jaringan sebagian yang mengenai suatu bagian badan ), misalnya jari dan tungkai.

B. ETIOLOGI.
Kekurangan aliran darah.
Infeksi bakteri.
Trauma.

C. MACAM-MACAM GANGGREN.
1. Ganggren circulatoir.
Tipe ganggren :
a. Ganggren kering.
Penyumbatan arteria terjadi secara perlahan-lahan, mula-mula terlihat anemis lambat laun akan terjadi mummifikasi. Akhirnya ekstremitas akan susut, layu, berwarna hitam. Jika permukaan kulit tidak rusak, biasanya tidak akan kena infeksi. Bentuknya khas dan merupakan akibat penutupan arteria yang perlaha-lahan tetapi progresif.

b. Ganggren basah.
Merupakan akibat penutupan arteri yang mendadak terutama pada anggota bawah dimana aliran darah sebelumnya mencukupi, misalnya terjadi emboli yang akut. Daerah yang terkena berbercak-bercak dan bengkak. Kulit kerapkali menjadi melepuh dan menjadi port d’ entre, infeksi kerapkali terjadi supra infeksi, bisa terjadi melalui daerah yang baru saja mengalami epidermophyyosis.
Sifat khas pada ganggren basah sebagian disebabkan oleh infeksi sehingga terdapat beberapa tingkatan infeksi kemerahan, pembengkakan dan edema yang progresif di atas daerah yang terkena pada jaringan yang nekrotik oleh karena pembentukkan gas oleh mikroorganisme meskipun bukan merupakan faktor utama

Ganggren circulatoir pada penderita diabetes, baik berbentuk basah maupun kering dapat mengalami infeksi oleh karena jaringan tersebut rentan. Pada umumnya, proses septik menjadi dominan, sehingga ganggren dan nekrose menjadi lebih luas daripada kegagalan aliran darah itu sendiri. Diabetik ganggren menjadi istilah untuk menandai bahwa infeksi memegang peranan penting dan menonjol.

2. Ganggren traumatik.
Adalah destruksi jaringan yang disebabkan oleh kontusi langsung dengan kerusakan pembuluh darah lokal daripada trauma yang mengenai vasa utama ke ekstremitas. Pada beberapa perlukaan komplikasi berupa spasme arteri atau oklusi vena, super infeksi dapat mengakibatkankehilangan ekstremitas, tapi dapat diselamatkan bila infeksi dapat dicegah. Beberapa kasus ganggren traumatik dapat mengalami komplikasi ganggren iskemik karena terkenanya arteri yang besar sehingga diperlukan perbaikan arteri atau amputasi.


3. Ganggren bakterial.
Adalah nekrose jaringan akibat bakteri didahului oleh beberapa derajat ganggren iskemik initial yang mengakibatkan terjadinya jaringan nekrotik yang penting bagi bakteri untuk tumbuh dengan cepat.
Ada 2 bentuk berlainan dari ganggren bakterial yaitu :
a. Infeksi Clostridium Anaerob dan Ganggren.
Harus ditekankan penemuan organisme penghasil spora yang anaerob termasuk Clostridium Perfringens pada luka tidak ada.
Gambaran klasik infeksi clotridia :
Diffuse Clostridial Myositis ( gas ganggren )
- Bentuk letal dan fulminan timbul dalam beberapa jam atau hari setelah terjadi luka. Jika debridement tidak memadai dapat timbul dalam hari ke – 10 atau ke – 13, bisa juga terjadi kerusakan arteriil yang tidak diketahui terutama jika luka dibungkus dengan plester yang ditekan kuat.
- Keadaan umum penderita mendadak berubah dan merupakan pertanda akan adanya serangan gas ganggren.
- Penderita pucat.
- Kebiru-biruan.
- Gelisah.
- Merasa sangat nyeri pada anggota yang terkena.
- Temperatur naik ( sub normal).
- Pada stadium permulaan nadi dan TD tidak mencerminkan beratnya penyakit tetapi kemudian terjadi takikardi dan hipertensi, kolaps, sianosis dan dingin pada ekstremitas. Muka asianotik atau menjadi coklat, pucat karena hemolisa yang hebat.
- Perubahan pada ekstremitas yang bersangkutan adalah khas, sangat bengkak, edema, berubah warna, mula-mula berwarna biru atau berbercak kemerahan, pucat seperti kadaver, bau seperti bau kamar mayat.
- Sering merembes sedikit discharge, serosanguineus yang cair, krepitasi jaringan meluas keseluruh anggota badan dan merupakan suatu tanda klasik adanya gas dalam jaringan.
- Kerusakan otot yang luas dan kerusakan pembuluh darah besar, sifat luka mengenai penyediaan darah yang bersangkutan, toxaemia beratt, pembengkakan yang luas ditungkai dan perkembangan cepat penyakit tersebut.

Edematus Ganggren
Disebabkan oleh clostridium novyi, tidak dihasilkan gas tetapi terjadi odem otot yang masif tanpa kerusakan vaskular primer. Perjalanan penyakit fulminans dan terapi yang efektif yaitu debridement yang awal dan luas.

Localized Clostridium Myositis
Luka yang pertama biasanya terbatas, kerusakan otot ringan dan terjadi hanya pada sebagian kecil otot dan tidak terjadi kerusakan pada arteri besar. Didapatkan discharge serosanguinis cair pada luka. Pada tepi luka terdapat edema, nyeri tekan, warna kemerahan, pada palpasi sering adanya krepitasi yang luas sedikit jauh dari luka, kadang-kadang demam tinggi dan takikardi, penyediaan darah ke ekstremitas tetap utuh. Daerah tungkai disebelah distal injeksi tetap hangat dan pulsus perifer tetap normal. Keadaan ini dapat ditolong dengan eksisi terhadap berkas-berkas otot yang terkena infeksi dan nekrose.

Clostridial Cellulitis
Suatu infeksi anaerob dijaringan subkutan yang terus mengadakan perluasan. Pada kasus yang lanjut terjadi edematus, bengkak dan pucat, warna kulit berubah, nekrotik, krepitasi terdapat diseluruh ektremitas.
Clostridium Cellulitis merupakan suatu proses yang berkembang agak lambat, tampak 10 hari atau lebih setelah terjadi luka. Luka pertama tidak disertai perlukaan muskulus yang luas. Luka biasanya dipermukaan dan tidak ada kerusakan pembuluh darah besar.
Pada pemeriksaan menunjukkan adanya sirkulasi yang sempurna pada ekstremitas. Penyembuhan akan segera terjadi setelah dilakukan drainase dan eksisi jaringan nekrotik
Hiperbarik terapi adalah baik untuk semua infeksi anaerob tetapi tidak dapat untuk menggantikan debridement yang awal dan luas terhadap jaringan yang terkena. O2 dapat menghambat pembentukkan lecithinase oleh clostridia tetapi tidak berefek terhadap toksin, dapat pula menghambat bakteriaemi tapi juga tidak berefek terhadap organisme dalam otot yang nekrose dan abses. Penicillin dosis tinggi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain.

b. Infeksi Streptococcus dan Ganggren.
Dikenal dengan istilah necrotizing erysipelas. Dengan adanya antibiotoka. Lesi ini jarang diketemukan lagi. Lesi ini dapat berhubungan dengan infeksi streptococcus yang sekunder terhadap ulcerasi lokal akibat epidermophytosis. Gambaran pokok adalah cellulitas yang menyebar dilapisan fasela dan bukan pada kulit sendiri. Dapat disertai dengan kelemahan umum yang hebat. Kulit pada ekstremitas terkena menunjukkan warna suram dan akhirnya bergelembung-gelembung dan terjadi nekrose.

c. Mycetoma ( Madura Foot )
Adalah lesi karena jamur yang jarang ini supaya dipertimbangkan kemungkinannya apabila didapati suatu lesi yang destruktif dengan perkembangan yang lambat dan tidak nyeri. Terjadi sesudah adanya trauma ringan, seperti menginjak duri. Mycetoma disebabkan oleh fungus spesifik, madurella mycetomi, dan disebabkan oleh fungus lain seperti jenis actinomyces.
Lesi ini dimulai sebagai pembengkakan tanpa rasa nyeri dengan daerah undurasi lebih dalam dibawahnya. Perjalanan penyakitnya tidak dapat dihentikan. Kemudian terjadi destruksi yang progresif pada jaringan lunak dan tulang, pembengkakan setempat dan tampak ulserasi kecil dan sinus-sinus., oleh karena rasa nyeri yang minimal, maka penderita biasanya tetap mampu berdiri meskipun telah terjadi destruksi kaki sebagian ataupun total.
Penyembuhan penyakit ini cukup dengan tindakan excici, karena sifat perkembangan penyakit itu hanya setempat.

Untuk mencegah terjadinya perluasan luka ( ganggren ) maka perlu dilakukan perawatan luka dan tindakan asepsis.
Aturan dalam perawatan luka :
a. Menghindari terjadinya pencemaran.
b. Mengusahakan balutan tetap kering.
c. Proses perkembangan aliran darah lokal.
d. Mengembangkan kondisi yang baik.
e. Selalu berusaha agar luka bersih.
f. Penyokong yang baik untuk luka.
g. Menghindari kondisi luka yang makin memburuk.
h. Menghindari rasa sakit yang tidak perlu.



PROTAP PERAWATAN LUKA

Pengertian.
Merawat luka terinfeksi :
a. Luka + serum.
b. Luka + pus.
c. Luka + pus + nekrose.

Tujuan.
a. Mempercepat penyembuhan.
b. Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun bagi pasien lain terutama bila luka nekrose dan berbau.

Perincian Tugas.
a. Menyiapkan alat-alat ;
1. Alat-alat steril ( dalam tempat steril ).
Pinset anatomis 1 buah.
Pinset chirurgis 2 buah.
Gunting lurus / bengkok.
Kapas lidi.
Kasa penekan / kapas bulat.
Kasa steril secukupnya.
Mangkok kecil 2 buah.

2. Alat-alat tidak steril ( diletakkan pada baki atau kereta pembalut )
Gunting pembalut.
Plester.
Botol berisi alkohol 70 % dan bethadine.
Bensin dalam tempatnya.
Obat-obatan desinfektan : perhydrol, savlon, PK.
Pembalut secukupnya.
Bengkok / kantong plastik.

b. Menyiapkan pasien.
Memperkenalkan diri.
Menjelaskan tujuan dilakukannya prosedur.
Menjelaskan langkah perasat.
Meminta persetujuan pasien.
Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan.

c. Pelaksanaan.
1. menempatkan alat-alat kedekat pasien.
2. mencuci tangan sebelumdan sesudah melakukan perasat.
3. alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan.
4. pembalut dibuka dengan pinset dan dubuang pada tempatnya.
5. bekas plester dibersihkan dengan yodi bensin.
6. luka dicuci / dibersihkan dengan kapas desinfektan sesuai advis dokter     ( perhydrol, savlon, PK ) sampai bersih, bila perlu dilakukan juga nekrotomi, kemudian bilas dengan bwc/pz.
7. kompres luka dengan bwc / bethadine sesuai advis dokter, kemudian tutup dengan kasa steril lalu dibalut / diplester rapi.
8. pasien dirapikan.
9. alat-alat dibereskan.
10. mengamati respon pasien baik verbal maupun non verbal.

d. Mencatat perkembangan keadaan luka.





Daftar Pustaka

Tucker, Susan Martin, etc.all. 1998. Standar Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.
Doengoes, Mariliyn, etc.all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta.
Soeparman, etc.all.1997. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi Ketiga. Jilid I. FKUI. Jakarta.
Mansjoer, Arif, etc.all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Media Aesculapius. Jakarta.
Dunohy, J. Englebert M.D, FA.CS and Butsford, Thomas W M.D, FA.CS. Pemeriksaan Bedah.
Stevens, P-J-M, etc all. 1992. Ilmu Keperawatan. Jilid 2. Edisi I. EGC. Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKPER INTAN MARTAPURA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN FRAKTUR RADIUS

ASUHAN KEPERAWATAN LOW BACK PAIN